Pertemuan Pertama (Wawancara 1)

Narasumber : Ustadz Zainal Abidin

Tanggal : 10 November 2017

Anggota kelompok yang hadir :
1. Eugene Ario Suradilaga – 2001620590
2. Filbert Sebastian Joshua W – 2001537613
3. Dicky Dermawan – 2001561575
4. Gavin Mahesa Aji – 2001611094
5. Kelvin Pratama Effendi – 2001562376
6. Reagle Valient Quinson – 2001593772
7. Dicky Adrianto Halim – 2001571254

Topik wawancara : Mengenal Tuhan melalui sesama
Hasil wawancara :

  1. Apakah boleh mengambil kebaikan dari agama lain?
    Jawaban : “Kalau menurut prinsip Islam, pedomannya adalah Lakum Diinukum Wa Liya Diin  ‘Bagimu agamamu, bagiku agamaku’, ketika dicampur aduk, jadi tidak jelas, jadi harus tegas. Kalau sudah menentukan Tuhan kita harus mengambil sikap, tidak boleh dicampur aduk dengan agama lain. Itu namanya tidak punya ketegasan.”
  2. Apakah boleh mengenal Tuhan dari agama lain?
    Jawaban : “Kenapa timbul di dunia ini beberapa agama, itu hanya menyangkut beberapa paham dan pikiran. Jangankan orang lain, ayah dan ibu saja memiliki pendapat yang berbeda. Apalagi dengan orang lain, jadi kalau masalah ‘kenapa ia memilih agama itu’ karena pahamnya. Pada akhirnya menimbulkan keyakinannya. Sekarang bayangkan sudah menyangkut masalah kepercayaan, bahkan ada beberapa orang percaya pada keris, batu, dan lain sebagainya. Orang Jepang percaya pada matahari, mungkin ada unsur pengaruh lingkungan, pengaruh keturunan itu kuat sekali. Dengan artinya mempelajari agama, akhirnya timbulnya keyakinan. Tapi jika ingin sekedar ingin tahu tidak ada masalah. Buktinya dulu saya punya bos, orang chinese yang dulu kebanyakan Buddha, dia pelajarin semua agama, malah berakhir di Islam. Jadi setelah dia pelarin semua agama, karena dia membangun gereja kecil, mushola kecil, dia mau mencari Tuhan mungkin maksudnya. Tapi pada akhirnya malah berakhir di Islam.”
  3. Apa itu agama?
    Jawaban : “Agama adalah suatu pendirian kita, karena dalam Islam, Tuhan sengaja menciptakan manusia untuk beribadah kepada Tuhan. Jadi ketika kita memegang suatu agama, maka agama itu yang kita yakini, untuk menuju Tuhan itu. Jadi kalau dalam Islam, dijelaskan oleh Allah menciptakan manusia kemuka bumi untuk beribadah. Jadi Tuhan itu menguji, termasuk anda yang mau lulus S1 diuji dulu. Keyakinannya, kemampuannya, segala macam kan diuji. Jadi sama dalam dunia ini kita diuji, ada yang diuji kaya, diuji miskin. Banyak orang yang miskin yang rajin ke masjid, begitu kaya malah meninggalkan Allah. Artinya dikasih kekayaan itu, sejauh mana ia tetap berpegang teguh kepada Tuhan. Dikasih sakit juga ujian. Tinggal tergantung kita, memanfaatkan waktu di dunia ini.”
  4. Apa karakteristik agama islam?
    Jawaban : “Kalau dalam Islam, ada yang disebut rukun islam, jadi kewajiban orang yang mengaku Islam, yang pertama membaca doa syahadat, yang kedua menjalankan sholat, yang ketiga berpuasa. Jadi maksud saya, itulah ciri Islam, yang terakhir pergi haji. Jika orang mengaku Islam tapi salah satu saja tidak dijalankan, berarti dia cuma Islam di ktp saja, tulis agamanya Islam. Barangkali agama lain juga begitu. Ketika ditulis agama Kristen, agama Buddha, tapi dia tidak pernah melakukan apa-apa untuk Tuhannya, sama saja itu agama hanya di sebatas ktp. Saya yakin semua agama, ketika dia mengaku sebagai orang yang beragama, maka kewajibannya harus dilaksanakan. Seperti mahasiswa, tentu saja punya kewajibannya, polisi, juga memiliki kewajibannya tersendiri.”
  5. Apa motivasi untuk hidup beragama?
    Jawaban : “Karena memang sudah dijelaskan oleh Tuhan sendiri, melalui Al-quran, bahwa fungsi kita ini hidup di dunia adalah untuk menyembah Tuhan, melaksanakan perintah Tuhan. Kita sama-sama tahu, setiap makhluk yang bernafas, pasti mati. Biar dia presiden, ahli gizi, bahkan dokter yang mengerti kesehatan, akan tetap mati. Dan kalau dalam Islam, manusia punya standard manusia sekarang ini, karena Nabi Muhammad itu berusia 63 tahun, maka umatnya akhir jaman ini, standardnya kurang lebih 63 tahun. Jarang, apalagi orang sekarang sampai 80 saja jarang. Makin belakangan ini, saya melihat orang akhir jaman ini kurang dari 60 tahun, termasuk adik saya sudah dua. Kalau urusan mati, urusan jodoh, urusan mati itu rahasia Tuhan.”

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *